Laporan Hasil Observasi Anak Berkebutuhan Khusus - Senin, 21 November 2012. Saya dan teman-teman pergi untuk observasi ke SLB Al-Irsyad bogor yang bertempat di Jln. Sadane No. 37 Empang. Sekolah Luar Biasa Al-Irsyad menangani 16 macam kelainan. Diantaranya ada lima golongan besar kecacatan, yaitu:
- Golongan A, yaitu golongan tuna netra.
- Golongan B, yaitu golongan tuna rungu.
- Golongan C, yaitu golongan tuna grahita. Golongan tuna grahita terbagi lagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu: C1 (golongan tuna grahita yang mampu didik), C2 (golongan tuna grahita yang mampu latih), C3 (golongan tuna grahita yang mampu rawat).
- Golongan Autis.
- Golongan Tuna Daksa.
Saat memasuki sekolah saya lihat begitu minimalis interior sekolah dengan 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 3 kelas. Dan itu pun satu kelasnya terdiri dari beberapa kriteria anak berkebutuhan khusus. Dan baru-baru ini sekolah itu membangun lantai 2 untuk menambah fasilitas yang nyaman bagi murid-muridnya.
Dikarnakan sarana kelas belum lengkap maka satu kelas terdiri dari beberapa penyandang anak berkebutuhan khusus seperti kelas pertama yang saya datangi terdiri dari tiga anak autis, dan dua anak tunanetra dan mereka berdua pun termasuk autis juga. Sungguh sangat miris ketika saya memasuki kelas ini. Melihat anak-anak yang sangat saya sayang anak-anak autis yang lucu dan terkadang berbicara kemana tidak fokus terhadap pertanyaan, ada juga yang diam karena masih takut dengan kami, dan ada pula yang super hiper aktif, dan tidak bisa dkontrol. Sedangkan mereka yang tunanetra asik belajar mengenal huruf yang sedang dberi oleh guru, dan saya pun mendapat kabar jika anak tunanetra itu tidak bisa dibohongi, dan jika dibohongi sekali maka mereka tidak akan mau percaya lagi terhadap orang yang sudah menipunya. Pelayanan guru terhadap mereka pada kelas ini, yaitu guru memberikan fasilitas yang bagus untuk anak didiknya seperti alat peraga yang memadai dan kasih sayang yang tulus guru berikan terhadap anak didiknya, serta melatih mereka untuk mandiri.
Kelas kedua yang saya datangi adalah kelas tuna rungu, bisa kita lihat anak tuna rungu ini seperti yang normal karena secara fisik mereka sempurna, namun jika kita dekati mereka dan ajak mereka berbicara, mereka sulit memahami bahasa kita, jadi harus dibantu dengan bahasa isyarat. Di sini terdapat sepuluh siswa yang latar belakang mereka adalah tidak bisa mendengar, tapi ada satu siswa yang dia hanya mengalami cacat kaki, selebihnya normal ia adalah siswa pindahan dari SDN, namun sayang menurut kabar dari guru, bahwa orangtua anak ini akan memindahkan anak ini kembali ke SDN.
Laporan Hasil Observasi Anak Berkebutuhan Khusus lebih lengkapnya silahkan DOWNLOAD